Langsung ke konten utama

Si Teteh - Para Penghuni Asrama Part 2

Sudah hampir setahun Marni dan Tuti tinggal di asrama Kenanga. Keusilan demi keusilan si teteh sudah pernah merek rasakan. Keusilan yang (paling ringan dan) biasa terjadi adalah suara ketukan di pintu. Biasanya "ketukan palsu" ini terjadi di atas jam 10 malam. Saat pintu dibuka, tidak ada orang yang mengetuk. Keusilan ini dialami hampir semua mahasiswa, bisa dikatakan tidak ada kamar yang terlewat dari ketukan palsu di pintu oleh si teteh.

Si teteh ini sepertinya sangat ingin diakui keberadaannya. Sehingga keusilan teteh berikutnya adalah sangat suka ikut berfoto. Pada berbagai acara mahasiswa, misalnya ulang tahun atau buka bersama, saat sesi foto-foto biasanya si teteh akan ikut berfoto di antara para mahasiswa. Apakah hanya di satu foto? Jawabannya: tidak. Si teteh ikut berfoto hampir di semua foto. Baik itu foto rame-rame maupun selfie. Bayangkan saja di setiap foto yang kamu ambil selalu ada bayangan sosok wanita berambut panjang di belakangmu dengan tatapan kosong dan tajam.

Tidak berhenti sampai di situ, si teteh juga sangat suka bermain dengan gayung. Dia akan mengetuk-ngetukkan gayung di sepanjang tangga lantai 1 sampai 3. Setiap terdengar suara gayung diketuk-ketukkan ke anak tangga, para mahasiswa sudah paham jika ada si teteh di luar (tapi jika di tengok tidak ada siapa-siapa). Keusilan-keusilan semacam itu termasuk keusilan ringan yang (lumayan) sering terjadi. Sudah lama tidak terdengar si teteh memberikan gangguan yang lebih ekstrim. Namun siang itu bukan hari yang menguntungkan bagi Marni dan Tuti.

Semenjak peristiwa "di kamar berdua" dengan teteh tempo hari, Marni tidak pernah mau kembali ke kamar sendiri. Hari itu ia menunggu Tuti untuk kembali ke asrama bersama-sama. Sesampainya di asrama, pintu kamar tidak terkunci.
"Tut, kamu tadi pagi lupa kunci pintu ya'", tanya Marni.
"Ah, rasa-rasanya udah aku kunci kok", jawab Tuti.
Setelah pintu kamar terbuka, Marni dan Tuti masuk ke dalam kamar. Tiba-tiba obrolan mereka terhenti. Ada si teteh yang sedang duduk di kasur Marni. Si teteh memalingkan wajah menghadap mereka. Secara refleks Marni menarik tangan Tuti.
"Keluar..keluar Tut..cepat keluar!", teriak Marni. Namun saat Marni dan Tuti membalikkan badan hendak keluar, pintu kamar terbanting menutup dan terkunci dengan sendirinya. Membiarkan mereka berdua terkunci bersama si teteh. Marni dan Tuti mulai ingin menangis. Mereka mulai panik namun tidak ingin membalikkan badan. Terdengar suara cekikikan si teteh di belakang mereka "ihihihihii...ihihihii.."
Marni segera membaca doa, diikuti oleh Tuti. Beberapa saat kemudian suara tawa itu menghilang. Perlahan mereka berdua mengintip dari sudut matanya. Si teteh sudah pergi. Marni mencoba membuka pintu.
"Terbuka, Tut! Ayo keluar!"
Marni menarik Tuti yang masih setengah sadar. Mereka berlari keluar asrama dan pergi menuju keramaian. Tak berapa lama mereka memutuskan untuk pindah dari asrama karena tidak tahan diganggu.
Kini asrama tersebut sudah tidak dipergunakan lagi karena banyaknya mahasiswa yang melaporkan gangguan dari si teteh.

- END -

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Because result never betray the process - akhirnya emak lulus cumlaude!

Finally ..emak ndeso ini punya blog jugak! 😂😂 Tulisan pertama, pengennya cerita perjalanan momi (yang sok-sok'an) menggapai cita-cita..haha Semoga enggak bosan bacanya, syukur-syukur bisa menginspirasi yang sekedar numpang baca 😘😘 Akhirnya transkrip nilai ini sampai di tangan. Sudah lengkap sama nilai tesis. Setelah perjuangan selama 2 tahun, rasanya campur aduk! Terharu banget akhirnya cita-cita lulus s2 bisa tercapai. Waktu pertama kali mengungkapkan keinginan buat kuliah s2, hanya suami, papa mama, dan kakak-kakak yang mendukung. Yang lainnya, memandang sebelah mata. Tidak sedikit yang nyinyir, banyak juga yang nyindir "ibu rumah tangga buat apa kuliah tinggi2". Tapi kayak bola bekel, semakin ditekan maka ia akan melambung semakin tinggi. Semakin diremehkan, maka rasanya semakin berambisi. Waktu itu suami yang menguatkan , meyakinkan bahwa momi bisa, akhirnya tutup telinga dari suara2 yang cuma bikin pening kepala. Suami juga yang nganter war

Gerimis di Bulan Desember ☔☔☔ - short story

Yogyakarta Desember 2008 "Sudah berapa lama?", tanya Laras. "Enam tahun", jawab Banyu. Mereka berdua terdiam. Tak berani menatap satu sama lain. "Kenapa kamu tidak pernah bilang?" "Karena kamu tidak pernah sendiri." Laras menatap langit sore itu. Gerimis membuat suasana hatinya semakin sendu. Ia tenggelam dalam dunianya sendiri. Mengingat pertemuannya dengan Banyu siang tadi. Enam tahun bukan waktu yang sebentar. Banyu adalah cinta pertamanya, tapi ia hanya berani menatapnya dari jauh. Karena baginya, Banyu terlalu tinggi untuk diraih, terlalu jauh untuk ia sapa. Demikian pula bagi Banyu, Laras bukan seseorang yang mudah ia lupakan. Entah cinta pertama atau bukan, tapi ia selalu menanti. Menanti kesempatan itu datang padanya. Disaat Laras tidak berdua. Karena bagi keduanya, seakan-akan waktu sedang mempermainkan mereka. Laras menghela nafas. Ia membalikkan badannya dan menatap Banyu, "Itu karena terlalu mustahil rasanya jika kamu meny

Aileen's Story (Part 1): Awal Mula

Cerita Aileen berawal dari meninggalnya eyang buyut (yangyut) kakung Aileen (dari garis ayah) tahun 2015. Momi lagi hamil Keenan. Waktu itu Aileen belum genap 2 tahun, tapi dia sudah lancar bercerita. Sewaktu di rumah duka, Aileen sempat bilang sama momi "Ma, itu kenapa yangyut ada dua? Yang satu tidur (di peti), yang satu lagi duduk di (teras) depan". Momi awalnya gak terlalu mikirin, mungkin anak ini cuma ngayal. Sepulang dari rumah duka, malamnya Aileen tidur sama Kakung. Tapi semalaman dia gak mau tidur, malah main terus sambil ngoceh (cerita sendiri) sampai dini hari. Lalu dia mulai rewel, mungkin karena udah ngantuk banget, sambil nangis dia bilang "Udah to kak, aku mau bobok". Gak tau siapa yang dia panggil kakak. Aileen digendong kakungnya pake selendang. Kakung bilang "Udah bobok sekarang, sambil kakung gendong, kamu merem." Aileen merem, tapi masih sambil nangis dia bilang ke kakung "Itu kakak...nakal..tarik-tarik kakiku terus..a